Platformyang digunakan untuk membuat satelit ini adalah SSL 1300, serta dilengkapi dengan transponder C-band sebanyak 36 buah serta transponder Ku-band sebanyak 9 buah. yaitu Satelit Telkom 3S dan Telkom-4/ Satelit Merah Putih. Satelit Telekomunikasi Telkom 3S diluncurkan pada tanggal 15 Februari 2015. Wahana peluncurannya menggunakan MengunjungiPabrik Pembuat Satelit Telkom 3S di Prancis CaraTracking Satelit TELKOM 3S Menggunakan Dish Mini Ex TELVIS 1. Setting receiver anda dengan membuat list satelite baru dan beri nama TELKOM3S ( nama boleh bebas) dan masukan juga posisi nya di 118.0 E Untukitulah Satelit Indonesia menyempatkan untuk scan dan mencari info channel TV apa saja yang ada di satelit Telkom 3S tersebut. Telkom 3S merupakan satelit Telkom yang dibuat untuk mengganti Telkom 2 yang akan di geser titik orbitnya. Telkom 3S sebagai pengganti Telkom 2 menempati titik orbit di koordinat 118 E. Yang berjarak 5 derajat dari Palapa D yang hampir sama dengan jaraknya Telkom 1 dengan Palapa D. Pada2014, Telkom menggandeng perusahaan industri antariksa asal Prancis, Thales Alenia Space, untuk membuat satelit yang baru bernama Telkom-3S. Kontrak pengadaan satelit yang dilakukan antara Telkom dan Thales Alenia Space bernilai 199,7 juta dolar (sekitar Rp 2,7 triliun) yang ditandatangani pada Juli 2014. SatelitTelkom-3 diluncur - kan pada 7 Agustus 2012 dari bandar antariksa milik Rusia, Kosmodrom Baikonur, di Ka - zakhstan. Satelit itu diluncur-kan bersama satelit Express MD-2 milik Rusia menggu - nakan roket peluncur Pro - ton-M. Gangguan pembakar - an di bagian atas roket yang disebut Briz-M (Breeze-M) membuat satelit gagal men - capai orbit. Dengannilai investasi mencapai USD 215 juta mencakup biaya pembuatan satelit, jasa peluncuran dan asuransi, Telkom 3S memiliki kapasitas 42 transponder atau setara 49 Transponder Equivalent (TPE) yang terdiri atas 24 transponder C-Band (24 TPE), 8 transponder extended C-Band (12 TPE), dan 10 transponder Ku-band (13 TPE). Selain untuk mengurangi ketergantungan kepada satelit asing, Satelit Telkom 3S dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan akses informasi di seluruh wilayah Indonesia Itusebabnya, sambil jalan, kita pakai dulu yang sudah ada untuk Telkom 3S," kata dia. Untuk memproduksi satelit Telkom 3S, Telkom menggaet vendor asal Prancis, yakni Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelit, dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelit (launcher). Keduanya dipilih dengan melalui proses tender. Menanti Satelit 'Made In Indonesia' 5-10 Tahun LagiFoto: Rachman Haryanto Sepertidiketahui, untuk memproduksi satelit Telkom 3S, Telkom menggaet vendor asal Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelitnya dengan kontrak In Orbit Delivery (IOD), dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelitnya (launcher). Total, biaya untuk pembuatan satelit dan peluncuran ini memakan biaya USD 200 juta hingga USD 250 juta. Jakarta- Telkom punya alasan khusus ketika memilih dua perusahaan asal Prancis untuk menggarap pembuatan satelit Telkom 3S yang memakan biaya USD 215 juta. Untuk memproduksi satelit Telkom 3S, BUMN telekomunikasi ini menggaet vendor asal Prancis, yakni Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelit, dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelit ( launcher ). Sepertidiketahui, untuk memproduksi satelit Telkom 3S, Telkom menggaet vendor asal Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelitnya dengan kontrak In Orbit Delivery (IOD), dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelit (launcher). Total, biaya untuk pembuatan satelit dan peluncuran ini memakan biaya hingga USD 250 juta. Adapuncara setting satelit telkom 3S ialah sebagai berikut. Ubah nama satelit pada settingan receiver yang semula TELKOM 1 menjadi TELKOM 3S. Biarkan list transfonder yang ada di dalamnya (jangan dihapus) Ubah switch port LNB pada receiver; Jika yang dipakai switch DiseCq 2x1 dan settingan awalnya untuk palapa D pada port 1, maka ubah ke posisi port 2 dan ganti nama menjadi TELKOM S3. Apabila yang digunakan switch 22k On/O dan settingan mulanya untuk palapa D pada posisi 22K On, maka ubah Gambar2: KOMPAL. Cara Pindah Dari Satelit Telkom 1 ke Telkom 3S. Selanjutnya sebelum kita melakukan tracking, hal yang perlu dilakukan adalah merubah nama satelit pada settingan receiver untuk LNB TELKOM 1 menjadi TELKOM 3S (opsional) dan biarkan saja daftar list transponder yang ada didalamnya (jangan dihapus). Satelitmenjadi salah satu layanan telekomunikasi yang penting digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, karena jangkauan layanan yang luas membuat satelit meliliki nilai yang lebih daripada layanan komunikasi yang lain. Transponder merupakan bagian dari satelit yang memiliki kapasitas terbatas, sehingga harus dilakukan optimalisasi bandwidth dan power agar komunikasi data dapat berpenuhi. Dengantambahan 49 transponder, saat Telkom 3S beroperasi, PT Telkom mengelola 109 transponder dari tiga satelit. Itu menekan ketergantungan PT Telkom pada satelit asing. Sebelum ada Telkom 3S, PT Telkom memakai 60 transponder dari dua satelitnya dan menyewa 67 transponder dari satelit asing. "Tambahan transponder membuat layanan jasa satelit lebih cepat, murah, dan efisien," ucap Kepala Proyek Satelit Telkom 3S PT Telkom Tonda Priyanto. B7FbqK. Cibinong - Satelit Telkom 3S dinyatakan sukses mencapai orbit di 118 derajat Bujur Timur BT, setelah meluncur pada 15 Februari lalu di Kourou, Guyana Perancis. Dengan demikian, satelit yang membawa 49 transponder ini resmi beroperasi. Pengoperasian satelit Telkom 3S diresmikan langsung oleh Menteri BUMN, Rini Soemarno, yang turut didampingi Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga di Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom Cibinong SPU Cibinong, Senin 17/4/2017. Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga mengatakan peluncuran satelit Telkom 3S telah melalui perjalanan panjang sejak satelit pertamanya diluncurkan pada 1976, yakni Palapa A1. Ini menunjukkan upaya perusahaan untuk mengamankan filling slot dan mengembangkan satelit broadband di Tanah Air. Satelit Telkom 3S Menembus Luar Angkasa, Menkominfo Beri Selamat Ini Komik Jepang Mirip Menteri Susi yang Viral di Media Sosial Uber Rugi Rp 37,2 Triliun Sepanjang 2016 "Kami menyadari kebutuhan satelit meningkat. Telkom pun mengganti satelit seri A ke seri B, lalu ke Telkom 3 dengan kualitas, kapasitas, transponder, umur, dan teknis yang lebih baik," jelasnya saat memberikan kata sambutan di peresmian pengopersian Satelit Telkom 3S. "Dengan pengoperasian satelit Telkom 3S ini, kami berkomitmen untuk memberikan layanan telekomunikasi lebih baik ke pelosok negeri dan membangun masyarakat digital," tambah Alex. Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno mengapresiasi upaya Telkom menjalankan bisnis satelit dalam rangka pemerataan akses dari Sabang sampai Merauke selama 40 tahun. Ini menunjukkan komitmen Telkom dalam mewujudkan kekuatan ekonomi digital Indonesia di Asia Tenggara. "Indonesia harus mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatakan daya saing. Saya berharap upaya Telkom meluncurkan satelit dapat mengentaskan kesenjangan digital dan berdampak ke segala aspek ekonomi Indonesia," papar Rini. Seperti diketahui, satelit Telkom 3S diluncurkan untuk menggantikan satelit Telkom 3 yang gagal mencapai orbit pada 2012. Peluncuran satelit ini bertujuan untuk menambah kapasitas, mengingat kapasitas dua satelit existing Telkom telah habis. Selain itu, peluncuran satelit Telkom 3S juga bertujuan untuk mengurangi kesenjangan akses informasi di seluruh pelosok negeri, khususnya di daerah 3T Terdepan, Terluar, dan Terpencil. Adapun, satelit Telkom 3S memiliki 49 transponder, yang terdiri dari 10 KuBand, 24 C Band, dan 8 Extended. Masa operasinya diperkirakan mencapai 18 tahun aktif 15 tahun. Cas/Why* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. › Sejak gagal mengorbit, satelit Telkom-3 menjadi sampah antariksa. Masuk kembalinya satelit itu seharusnya menyadarkan kita untuk makin bijak dalam penggunaan teknologi antariksa agar bisa digunakan secara berkelanjutan. OlehMUCHAMAD ZAID WAHYUDI 8 menit baca KOMPAS/GUNTER'S SPACE PAGE Ilustrasi satelit Telkom-3 buatan ISS Reshetnev milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Satelit ini diluncurkan pada 7 Agustus 2012 menggunakan roket peluncur Proton-M. Namun, kendala di roket bagian atas membuat satelit yang diluncurkan bersama satelit Rusia, Express MD-2, itu akhirnya gagal mencapai orbit geostasioner. Sejak saat itu, satelit ini menjadi sampah antariksa dan jatuh kembali ke Bumi pada Jumat 5/2/2021.Saat diluncurkan pada 2012, satelit Telkom-3 milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk hilang dalam perjalanan menuju orbit. Kini, satelit itu kembali memasuki atmosfer Bumi. Namun, kembalinya Telkom-3 itu bukan untuk menjalankan fungsinya sebagai sarana telekomunikasi, melainkan sebagai sampah terakhir yang dilakukan Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Space Track, dan juga Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Lapan menunjukkan satelit Telkom-3 jatuh ke Bumi pada Jumat 5/2/2021 antara pukul WIB. Jika satelit tidak habis terbakar di udara, sisa-sisa satelitnya diprediksi jatuh di wilayah dengan posisi 41,4 derajat lintang utara dan 106,6 derajat bujur timur atau di sekitar perbatasan China dan Mongolia. Meski demikian, hingga Sabtu 6/2/2021 pukul WIB, belum ada laporan yang menyaksikan jatuhnya satelit tersebut atau munculnya kerusakan akibat jatuhnya benda luar angkasa. ”Bisa jadi satelit itu habis terbakar di udara atau jatuh di daerah terpencil yang tidak dihuni manusia,” kata peneliti Lapan Rhorom Telkom-3 diluncurkan pada 7 Agustus 2012 dari bandar antariksa milik Rusia, Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. Satelit itu diluncurkan bersama satelit Express MD-2 milik Rusia menggunakan roket peluncur Proton-M. Namun, gangguan pembakaran di bagian atas roket yang disebut Briz-M Breeze-M membuat kedua satelit gagal mencapai juga Satelit untuk Tekan KesenjanganSatelit seberat kilogram itu, seperti dikutip Kompas, 11 Agustus 2012, menurut rencana akan ditempatkan di orbit geostasioner di ketinggian kilometer km dari Bumi pada 118 derajat bujur timur atau di atas Selat Makassar. Namun, masalah pada roket peluncur itu membuat satelit ini hanya berada di ketinggian 266 km hingga km dari Telekomunikasi Indonesia Tbk sebagai pemilik satelit akhirnya mengganti satelit Telkom-3 dengan satelit Telkom-3S yang diluncurkan pada 14 Februari 2017 dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis. Perusahaan peluncurnya pun berganti, yaitu dari Roscosmos ke Arianespace. Demikian pula produsen satelit berubah dari Information Sateliite Systems ISS Reshetnev ke Thales Alenia Rencana peluncuran satelit Telkom-3 pada 7 Agustus 2012 yang berakhir dengan kegagalan. Roket bagian atas Proton-M yang digunakan mengalami masalah hingga satelit gagal mencapai orbit singkatKegagalan satelit Telkom-3 dan Express MD-2 mencapai orbit bersumber pada kegagalan bekerja roket bagian atas dari roket peluncur Proton-M yang membawa kedua satelit tersebut. Semula saat diluncurkan, pembakaran roket Proton-M pada roket tingkat 1 dan tingkat 2 berjalan lancar. Gangguan baru terjadi saat proses pembakaran di roket tingkat 3 yang disebut Briz-M Breeze-M.Seperti dikutipn Kompas, 8 Agustus 2012, pembakaran di roket Briz M itu seharusnya berlangsung dalam empat tahap. Namun, saat mesin ketiga baru menyala selama tujuh detik dari rencana 18 menit 5 detik, mesin roket tiba-tiba mati. Kegagalan mesin ketiga Briz-M bekerja diduga akibat adanya benda asing di pipa bahan bakar. Akibatnya, tekanan bahan bakar roket berkurang drastis hingga kinerja mesin roket pun juga Sistem Satelit Navigasi BeiDou Siap Tandingi GPSMesin ketiga pada Briz-M itu berfungsi membawa satelit dari orbit transfer menuju orbit tujuan pada ketinggian km. Matinya mesin ketiga roket Briz-M itu membuat perjalanan kedua satelit itu terhenti pada orbit rendah Bumi di ketinggian kerja roket peluncur Proton-M memang berbeda dengan roket peluncur lain, seperti Arianne milik Perancis dan Uni Eropa atau roket Long March milik China. Sebelumya, roket Arianne pernah digunakan untuk meluncurkan satelit Telkom-1 dan Telkom-2, sedangkan roket Long March untuk meluncurkan satelit kerja roket Arianne dan Long March tidak menggunakan sistem orbit parkir dan orbit sementara seperti Proton-M, tetapi langsung ke orbit geostasioner. Pola ini membuat peluncuran menggunakan Proton-M menjadi lebih lama dan itu, belum bekerjanya mesin keempat di roket Briz-M membuat satelit Telkom-3 dan Express MD-2 belum bisa dipisahkan atau masih terikat pada roket demikian, Roscosmos saat itu sedang berjanji untuk memisahkan kedua satelit tersebut dari roket pendorongnya. Pemisahan ini dilakukan agar jika benda tersebut masuk kembali ke atmosfer Bumi, ukurannya menjadi lebih kecil hingga risiko menimbulkan kerugian pada manusia makin kecil RESHETNEV Ilustrasi satelit Telkom-3 yang dibuat oleh perusahaan Rusia, ISS-Reshetnev. Satelit ini diluncurkan pada 7 Agustus 2012, tetapi gagal mencapai orbit akibat gangguan pada roket peluncurnya. Pada Jumat 5/2/2021, satelit ini kembali memasuki atmosfer Bumi dan diperkirakan jatuh di dekat perbatasan terbaru menunjukkan, baik roket Briz-M, satelit Telkom-3, maupun satelit Express MD-2, telah terpisah. Menurut konsultan satelit yang pernah bekerja di Hughes Space and Communications, Amerika Serikat, yang membuat satelit Palapa-AB dan Palapa-C, Wicak Soegijoko, proses pemisahan kedua satelit dengan roketnya tetap bisa dilakukan meski roket pendorongnya telah juga Satelit Mengudara, Indonesia BerjayaBahkan, kedua satelit posisinya masih di orbit rendah itu bisa didorong menuju orbit tujuan dengan menggunakan bahan bakar yang ada di satelitnya. Bahan bakar di satelit itu sebenarnya digunakan untuk menopang kerja satelit selama 15 tahun. Jika kemudian bahan bakar itu digunakan untuk mendorong satelit ke orbitnya, umur atau masa pakai satelit dipastikan akan banyak mendorong satelit ke orbit tujuan itu tidak jadi pilihan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Terpangkasnya usia satelit akan membuat pendapatan dari jasa sewa satelit yang diperoleh tidak akan sebanding dengan investasi yang dikeluarkan. Saat ini, nilai investasi satelit Telkom-3 mencapai 200 juta dollar AS, atau sekitar Rp 2,8 triliun dengan kurs Rp per dollar AS saat samping itu, setiap satelit yang diluncurkan ke luar angkasa biasanya sudah dicakup oleh asuransi. Pemilik satelit hanya perlu menunggu 2-3 tahun hingga perusahaan asuransi akan mengganti satelit yang hilang dengan satelit gagal mencapai orbit, satelit Telkom-3 akhirnya hanya menjadi sampah antariksa. Selama 8,5 tahun terakhir, dikutip dari Lapan, satelit ini berputar-putar mengitari Bumi dengan bentuk orbit yang sangat elips hingga jarak terdekat dan terjauh satelit ini dari Bumi berkisar km. Satelit ini terbang melintasi permukaan Bumi di antara 49,9 derajat lintang utara dan 49,9 derajat lintas gagal mencapai orbit, satelit Telkom-3 akhirnya hanya menjadi sampah benda yang diluncurkan dari Bumi dan mengitari Bumi akan mengalami peluruhan atau penurunan ketinggian orbit. Benda itu juga akan mengalami sirkulerisasi orbit atau orbitnya semakin menyerupai lingkaran. Kondisi itu membuat suatu saat benda buatan manusia di luar angkasa atau sampah antariksa itu akan masuk kembali ke atmosfer PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Prediksi waktu dan lokasi jatuhnya satelit Telkom-3 yang telah menjadi sampah antariksa. Prediksi ini dilakukan oleh Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Space Track, dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Lapan. Sampah satelit Telkom-3 itu diprediksi jatuh pada Jumat 5/2/2021 pukul WIB di wilayah perbatasan China dan Mongolia pada posisi 41,4 derajat lintang utara dan 106,6 derajat bujur kejatuhan sampah antariksa itu ada yang bisa dikendalikan hingga bisa ditentukan kapan dan di mana benda tersebut akan jatuh, tetapi banyak pula yang tak terkendali hingga sulit diprediksi waktu dan tempat awal masuk kembalinya atau reentry satelit Telkom-3 ke atmosfer Bumi itu disampaikan Space Track pada 3 Desember 2020. Saat itu, satelit yang diberi kode NORAD 38744 itu diprediksi akan memasuki atmosfer Bumi dalam 60 hari ke depan sejak pengumuman Rhorom, obyek yang jatuh kali ini hanya satelit Telkom-3. Roket pendorong Briz-M yang membawa satelit sudah jatuh lebih dulu ke Bumi pada 9 April 2019 di laut di utara Papua. Adapun teman peluncuran Telkom-3, yaitu satelit Express MD-2, saat ini masih mengorbit Bumi pada ketinggian antara 266 km dan km hingga masih lama untuk jatuh ke dengan konvensi internasional, negara peluncur, yaitu negara pemilik satelit, negara yang menyewakan jasa peluncuran satelit, dan negara tempat peluncuran satelit, bertanggung jawab penuh atas jatuhnya korban atau timbulnya kerugian akibat masuk kembalinya satelit ke atmosfer itu, sejak pertengahan Januari 2021, Lapan dan Roscosmos memantau kejatuhan satelit Telkom-3. Space Track sebagai organisasi yang mendorong keamanan dan pemanfaatan luar angkasa secara berkelanjutan juga turut 30 Januari 2021, satelit Telkom-3 itu sudah berada pada ketinggian kurang dari 200 km. Itu berarti, secara teoretis, benda tersebut akan segera jatuh ke Bumi. Selanjutnya, proses penurunan ketinggian obyek akan semakin cepat hingga mencapai tingkat optimal saat gaya hambat udara setara dengan gravitasi ketinggian 120 km, kecepatan jatuh satelit diperkirakan km per jam atau 8,3 km per detik. Saat memasuki bagian atmosfer Bumi yang lebih rapat, kecepatannya hanya tinggal 100 km per jam atau 27,7 meter per detik. Namun, pada ketinggian 80 km, satelit sampah antariksa itu biasanya sudah akan hancur tercerai-berai menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.”Kecepatan jatuhnya satelit jauh lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan meteor, tambah biasanya mulai bisa diamati atau terbakar akibat gesekan dengan atmosfer Bumi saat berada pada ketinggian 75-120 km. Pada posisi itu, meteor bisa bergerak dengan kecepatan 11-72 km per detik. Makin ke bawah, kecepatannya juga akan menurun karena atmosfer Bumi semakin rapat. Meteor biasanya akan pecah saat berada di ketinggian 50-95 Lintasan satelit Telkom-3 digunakan untuk menentukan kapan dan di mana jatuhnya satelit tersebut yang kini telah menjadi sampah antariksa. Prediksi terakhir, satelit tersebut telah jatuh pada Jumat 5/2/2021 pukul WIB di wilayah perbatasan China dan makin rendahnya posisi satelit Telkom-3, prediksi waktu dan lokasi kejatuhan Telkom-3 akan semakin baik. Upaya memprediksi waktu dan lokasi jatuhnya sampah antariksa itu tidak mudah, terlebih Telkom-3 jatuh secara tidak terkendali. Selain itu, arah jatuh satelit dan besarnya hambatan udara yang menentukan kecepatan jatuhnya satelit sangat bervariasi. Kondisi cuaca antariksa juga akan menentukan seberapa cepat sampah antariksa itu berkurang perhitungan terakhir itulah, satelit ini diperkirakan jatuh pada Jumat 5/2/2021 pukul WIB di perbatasan China dan Mongolia. Meski belum ada laporan, kalaupun obyek ini tidak habis terbakar di udara, diperkirakan hanya 10-40 persen bagian satelit yang tersisa saat jatuh di permukaan benda itu jatuh dan menimbullkan korban masyarakat, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebagai pemilik satelit wajib menutup kerugian yang ditimbulkan. Namun, risiko munculnya korban jiwa akibat jatuhnya sampah antariksa hanya 1 di antara kejadian. Rendahnya risiko itu merupakan konsekuensi dari banyaknya wilayah di Bumi yang tidak dihuni demikian, masuk kembalinya satelit Telkom-3 itu seharusnya menyadarkan kita untuk makin bijak dalam penggunaan teknologi antariksa. Jika tidak, luar angkasa sebagai sumber daya ekonomi penting bagi manusia tidak dapat digunakan secara berkelanjutan, khususnya dalam menopang penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang makin intens saat sampah antariksa itu memang memiliki peluang yang kecil untuk bisa menimbulkan korban di Bumi. Namun, jika sampah antariksa itu menabrak satelit aktif yang masih beroperasi, layanan telekomunikasi, hiburan, prakiraan cuaca, pemetaan untuk kepentingan ekonomi, kegiatan ilmiah, dan pengoperasian satelit mata-mata bisa terganggu hingga mengurangi keamanan dan kenyamanan hidup manusia. Satelit Telkom 3S sukses diluncurkan dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, Guyana-Perancis, Rabu 15/2/2016 pagi waktu Jakarta. Kini, satelit itu berada di orbit transfer. Secara bertahap, satelit akan dibawa ke orbit geostasioner, menjalani uji di orbit, hingga akhirnya siap beroperasi dua bulan mendatang. Telkom 3S adalah satelit ke-18 dari Indonesia sejak satelit Palapa A1 diluncurkan pada 9 Juli 1976. Telkom 3S jadi satelit ke-9 milik PT Telekomunikasi Indonesia Telkom. Jika beroperasi April nanti, PT Telkom mengoperasikan tiga satelit sekaligus, yaitu Telkom 1, Telkom 2, dan Telkom 3S. Telkom 3S akan ditempatkan di orbit geostasioner pada ketinggian kilometer di atas khatulistiwa Bumi, pada 118 derajat Bujur Timur BT atau di atas Selat Makassar. Sejak 2005, kapling itu ditempati satelit Telkom 2. Selanjutnya, Telkom 2 akan digeser ke posisi baru di timur Indonesia di atas Samudra Pasifik. "Satelit Telkom 3S diluncurkan untuk mengoptimalkan izin satelit di kapling yang ada, sekaligus untuk ekspansi bisnis Telkom," kata Direktur Jaringan, Teknologi Informasi, dan Solusi PT Telkom Abdus Somad Arief, Jumat 3/2/2016, di Jakarta. Optimalisasi itu diperlukan karena izin satelit untuk kapling 118 derajat BT dari Persatuan Telekomunikasi Internasional ITU untuk 36 transponder C-band dan 13 transponder Ku-band. Namun, Telkom 2 hanya punya 24 transponder C-band standar. Jika tak dipakai semua, izin itu bisa dicabut dan diserahkan ke negara lain yang mengantre. Upaya memenuhi ketentuan ITU itu sudah dilakukan PT Telkom. Pada 6 Agustus 2012, satelit Telkom 3 diluncurkan dari Bandar Antariksa Baikonur, Kazakhstan. Namun, peluncuran gagal dan satelit tak mencapai orbit. Jadi, PT Telkom mengganti dengan Telkom 3S. Untuk itu, Telkom 3S dirancang memiliki 24 transponder C-band standar, 8 transponder C-band extended, 4 transponder Ku-band standar, dan 6 transponder Ku-band extended. Karena transponder extended memiliki lebar pita frekuensi 1,5 kali lebih besar dari transponder standar, Telkom 3S mempunyai 49 transponder ekuivalen C-band standar. Dengan tambahan 49 transponder, saat Telkom 3S beroperasi, PT Telkom mengelola 109 transponder dari tiga satelit. Itu menekan ketergantungan PT Telkom pada satelit asing. Sebelum ada Telkom 3S, PT Telkom memakai 60 transponder dari dua satelitnya dan menyewa 67 transponder dari satelit asing. "Tambahan transponder membuat layanan jasa satelit lebih cepat, murah, dan efisien," ucap Kepala Proyek Satelit Telkom 3S PT Telkom Tonda Priyanto. Terlebih lagi, transponder Ku-band punya daya lebih besar, pita frekuensi lebih lebar, dan lebih sederhana dalam proses pengiriman sinyal. Jadi, layanan ke pelanggan, seperti untuk akses internet atau siaran televisi rumah tangga, bisa lebih masif. Kelemahannya, transponder Ku-band lebih tak tahan hujan dibandingkan C-band. Namun, layanan internet pada kondisi itu bisa diandalkan. Perkembangan teknologi Satelit pertama yang dioperasikan PT Telkom ialah satelit Palapa A1 yang diluncurkan pada 9 Juli 1976, saat perusahaan itu bernama Perusahaan Umum Telekomunikasi Perumtel. Itu adalah satelit pertama milik Indonesia sekaligus menjadikan Indonesia negara ketiga di dunia yang punya satelit komunikasi domestik setelah Kanada dan Amerika Serikat. Ketua Asosiasi Satelit Indonesia Dani Indra Widjanarko mengatakan, selama lebih dari 40 tahun penggunaan satelit telekomunikasi domestik di Indonesia, fungsi satelit masih sama, sebagai media komunikasi jarak jauh. Sebagai negara kepulauan dengan banyak daerah terpencil, satelit jadi solusi menghubungkan semua area meski kini ada fiber optik. PROMOTED CONTENT Video Pilihan

membuat satelit telkom 3s